Profil Aziz Hasyim, Akademisi dan Aktivis yang Berkontribusi di Maluku Utara
Aziz Hasyim adalah sosok yang tidak asing bagi kalangan aktivis maupun masyarakat Maluku Utara. Lahir pada 20 Januari 1973 di Desa Guruapin, Kecamatan Kayoa, Halmahera Selatan, ia dikenal sebagai seorang akademisi yang aktif dalam berbagai isu sosial dan ekonomi di wilayah tersebut. Sebagai dosen Fakultas Ekonomi Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Aziz Hasyim juga sering menjadi narasumber dalam seminar nasional maupun regional.
Selain berkiprah di dunia pendidikan, Aziz Hasyim juga sangat produktif dalam dunia literasi. Ia kerap menulis opini di berbagai media lokal dan menjadi penulis dalam beberapa buku kumpulan tulisan. Menurutnya, perjalanan akademiknya tidak pernah ia bayangkan akan mencapai gelar doktor. Namun, ia berhasil meraih gelar tersebut melalui kerja keras serta dukungan dari orang tua dan teman-temannya.
“Perjalanan saya menyandang gelar doktor cukup menantang dan banyak hal yang saya pelajari,” ujarnya. Selama perkuliahan, Aziz tidak hanya fokus pada studi, tetapi juga aktif dalam berbagai organisasi. Ia pernah menduduki berbagai jabatan, bahkan membentuk lembaga atau forum diskusi. Meski begitu, kondisi finansial keluarga sempat membuatnya terpaksa menghentikan studi sementara untuk kembali ke kampung halaman membantu orang tuanya.
Ia mengaku bahwa selama setahun di kampung, ada dorongan dari orang tua dan senior untuk kembali melanjutkan studi. Setelah kembali ke Ternate, Aziz langsung memfokuskan diri pada belajar dan berorganisasi. Ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), mengikuti berbagai kegiatan seperti training dan diskusi, hingga turut membentuk Forum Khatulistiwa yang berfokus pada kegiatan diskusi, kajian, dan membaca buku.
Pada tahun 2003, Aziz juga terlibat dalam kerja Forum Studi Halmahera (Foshal) dan British Council dengan agenda membangun perdamaian di Maluku Utara pasca konflik. Setelah menyelesaikan studi S1, ia langsung melanjutkan studi S2. Pada tahun 2009, Aziz menginisiasi program damai anak muda multi etnis untuk tiga wilayah, yaitu Kota Ternate, Halmahera Barat, dan Halmahera Utara, bekerja sama dengan Foshal dan You Said-Serasi.
Setelah lulus S2 dari IPB, Aziz kembali ke Ternate dan menikahi putri Pasundan Bogor, Eka Rahmawati. Ia juga langsung aktif mengajar di Fakultas Ekonomi. Selain mengajar, Aziz sering melakukan penelitian mandiri maupun kerjasama dengan pemerintda. Puncaknya, ia kembali melanjutkan studi S3 di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Riwayat Pendidikan Aziz Hasyim
Aziz Hasyim menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Guraping dan Madrasah Ibtidaiyah Alkhairaat Guruapin, Kecamatan Kayoa, Halmahera Selatan, yang keduanya ia selesaikan pada tahun 1990–1991. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di SMP Negeri Guruapin dan lulus pada tahun 1993–1994. Pendidikan menengah atas ia jalani di SMA Negeri 2 Kota Ternate, hingga akhirnya lulus pada tahun 1996–1997.
Perjalanan akademiknya berlanjut ke jenjang perguruan tinggi dengan menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Khairun Ternate, yang ia selesaikan pada tahun 2003. Tidak berhenti di situ, Aziz melanjutkan studi ke jenjang S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat, pada jurusan Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, dan berhasil lulus pada tahun 2010. Puncaknya, ia berhasil meraih gelar doktor (S3) di IPB pada jurusan yang sama, Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, pada tahun 2020.
Pengalaman Organisasi
Selain berkarier di dunia akademik, Aziz Hasyim juga aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan dan sosial. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Komisariat Ekonomi HMI pada tahun 2001, Wakil Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ekonomi pada tahun yang sama, serta Ketua Bidang Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi. Di luar kampus, Aziz juga tercatat sebagai anggota Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Maluku Utara pada periode 2002–2004. Tidak hanya itu, pada tahun 2004 ia bersama Dr. Saiful Bahri Rirai dan sejumlah rekannya mendirikan Yayasan Forum Studi Halmahera.
Kiprahnya tidak berhenti pada organisasi, Aziz juga banyak terlibat sebagai tenaga ahli di pemerintahan. Ia mengawali karier profesionalnya sebagai tenaga honorer di Fakultas Ekonomi Universitas Khairun Ternate pada tahun 2005–2006, kemudian dipercaya sebagai tenaga surveyor Bank Dunia dalam penelitian pengembangan usaha di Halmahera Barat pada tahun 2006. Pengalaman berikutnya adalah sebagai tenaga ahli DPRD Maluku Utara pada periode 2012–2014.
Pada tahun 2018, ia dipercaya menjadi tenaga ahli Komite IV DPD RI, yaitu komite yang membidangi pertimbangan DPD terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sejak tahun 2021 hingga 2024, Aziz berperan sebagai tenaga ahli Kementerian Keuangan RI (BJPB) perwakilan Maluku Utara. Pada periode yang sama, ia juga mendampingi Pemerintah Kota Ternate sebagai tenaga ahli wali kota bidang ekonomi dan keuangan daerah (2022–2025).
Di tingkat provinsi, ia kembali dipercaya sebagai tenaga ahli DPRD Maluku Utara sejak tahun 2024 hingga 2025.
Kontribusi dalam Dunia Literasi dan Sosial
Selain berkiprah di dunia akademik dan pemerintahan, Aziz Hasyim juga menginisiasi ruang dialektika Taman Akademos melalui Sekolah Perencanaan dan Penganggaran Moloku Kie Raha (SPPMKR). Forum ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari jurnalis, pengacara, politisi, mahasiswa, hingga birokrat, dengan komitmen bersama untuk memperbaiki daerah di Maluku Utara.
Dalam perjalanannya, Aziz dikenal aktif menyoroti beragam isu, khususnya di bidang ekonomi dan keuangan daerah, pertambangan, krisis ekologi, serta perencanaan pembangunan daerah. Keterlibatannya di dunia literasi juga cukup besar. Ia pernah menerbitkan sebuah monograf pada tahun 2012 berjudul Dinamika Pemekaran dan Resistensi Masyarakat Lokal.


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!