
Presiden Prabowo Subianto Hadiri Puncak Acara Munas VI PKS
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, hadir dalam acara puncak Musyawarah Nasional (Munas) VI Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada Senin (29/9). Acara ini menjadi momen penting bagi partai berlambang matahari terbit tersebut untuk menyampaikan visi dan misinya dalam menjalankan roda pemerintahan serta membangun koalisi politik yang lebih kuat.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan perjalanan panjangnya dalam dunia politik yang penuh dengan tantangan. Ia menekankan bahwa keberhasilan tidak selalu datang tanpa adanya kekalahan. Dengan nada santai namun penuh makna, ia berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana dirinya menghadapi berbagai situasi sulit dalam perjalanan politiknya.
“Saudara-saudara, coba cek di mana coba. Sumbar saya kalah, minta izin boleh ya. Panitia saya dibatasi sampai jam berapa ini. Saudara-saudara ternyata cek Sumbar pupuk lancar gak di situ aku kalah juga di Aceh, coba cek. Pupuk lancar gak, bupati-bupati PKS gak ada. Kita harus dewasa, kita harus jadi bangsa yang dewasa. Kita ingin menang kita tapi juga harus siap kalah,” ujarnya.
Ia juga berkelakar tentang pengalaman PKS yang dua kali mendukungnya dalam pemilihan umum, namun akhirnya kalah. Menurut Prabowo, hal itu adalah bagian dari proses belajar dalam dunia politik. “5 kali pemilihan 4 kali kalah, PKS ikut-ikut lagi. 2 kali dukung gue, 2 kali kalah, yang gue menang lu gak dukung lagi. Tapi oke, yang lewat ya lewat, kita bersatu sekarang untuk bangsa dan negara.”
Prabowo menegaskan bahwa meskipun ada perbedaan pendapat atau ketidaksepahaman dalam perjalanan politik, ia tetap memandang semua pihak dengan hati terbuka. Ia menegaskan bahwa tidak ada rasa dendam terhadap tokoh-tokoh lain, termasuk Anies Baswedan.
“Saudara-saudara ya politik seperti itu, politik harus ramai gak ada masalah aku terus terang saya gak dendam sama Anies nggak,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menyentil dinamika Pilpres 2024 yang sempat diwarnai perdebatan antar calon. Menurutnya, momentum itu justru memberi warna tersendiri bagi demokrasi di Indonesia. “Kalau dikasih nilai 11 waktu itu gue gak apa-apa, itu sebenarnya dia yang bantu gue menang karena emak-emak kasihan, kalau debat presiden wewewewe kan gak menarik. Rakyat senang lihat ramai-ramai, senang. Jujur,” katanya.
Pernyataan-pernyataan Prabowo dalam pidatonya menunjukkan sikap dewasa dan bijaksana yang ia tampilkan sebagai seorang pemimpin. Ia tidak hanya fokus pada kemenangan, tetapi juga pada proses pembelajaran dan kerja sama untuk kemajuan bangsa. Dengan semangat persatuan dan kesadaran akan tanggung jawab, Prabowo mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama dalam membangun Indonesia yang lebih baik.


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!