Kisah Baim-Paula: Strategi Psikolog Hadapi Perubahan Identitas

Perubahan Identitas Pasca-Perceraian dan Langkah Menemukan Kedewasaan Emosional

Perceraian antara Baim Wong dan Paula Verhoeven telah memasuki tahap baru. Alih-alih terjebak dalam konflik yang berlarut-larut, Baim memilih untuk menerima keadaan dan mencari kedamaian. Ia menyatakan bahwa ia sudah selesai dengan masa lalu dan kini ingin fokus pada kehidupan barunya.

“Buat gue udah selesai, lembaran tutup. Jadi sekarang stop, buat gue yuk Paula kita bahagia. Lo bahagia dengan kehidupan, gue bahagia dengan kehidupan gue,” ujar Baim. Pernyataannya ini menunjukkan sikap dewasa dan penuh kesadaran akan perubahan yang terjadi dalam hidupnya.

Perubahan identitas setelah bercerai tidaklah mudah. Psikolog Sani Budiantini Hermawan menjelaskan bahwa transisi dari status sebagai pasangan hidup menjadi individu lajang atau orangtua tunggal membutuhkan persiapan mental yang matang. Tidak semua orang siap menghadapi perubahan ini, tetapi bagi mereka yang benar-benar memahami dan menerima perceraian, proses ini bisa jauh lebih ringan.

Menghadapi Perubahan Identitas

Ketika seseorang bercerai, identitasnya berubah. Mereka tidak lagi hanya sebagai suami atau istri, tetapi juga menjadi duda atau janda. Perubahan ini seringkali terasa seperti kehilangan pegangan. Namun, psikolog menekankan bahwa fokus utama tetap pada peran sebagai orang tua yang sehat, terutama jika ada anak yang harus dipertanggungjawabkan.

Sani menjelaskan bahwa orang-orang yang sudah bercerai biasanya lebih fokus pada fungsi parenting dan co-parenting. Dengan adanya kerja sama antara kedua orang tua, anak dapat tumbuh dengan lingkungan yang stabil dan sehat. Jika hubungan antara orang tua tetap harmonis, maka kemungkinan besar masalah di masa depan bisa diminimalisir.

Langkah-Langkah Menemukan Jati Diri

Untuk menghadapi perubahan identitas dan menghindari rasa kehilangan, Sani memberikan beberapa langkah praktis:

1. Fokus pada kelebihan diri – Kenali kembali potensi-potensi yang sempat terabaikan selama masa pernikahan.
2. Bangun hubungan sosial – Kuatkan ikatan dengan teman, keluarga, atau lingkungan sekitar.
3. Lakukan hobi atau aktivitas menyenangkan – Ini bisa membantu mengembalikan energi positif.
4. Perkuat sistem dukungan – Dukungan dari orang terdekat sangat penting untuk memberi rasa aman.
5. Cari bantuan profesional – Jika diperlukan, konsultasi dengan psikolog bisa membantu mengelola emosi.
6. Deatkan diri pada Tuhan atau nilai spiritual – Menemukan makna dari peristiwa bisa memberi ketenangan batin.

Kedewasaan Emosional dan Makna Bahagia

Menurut Sani, kebahagiaan pasca-bercerai bukanlah bentuk egoisme, melainkan tanda kedewasaan emosional. Bahagia dalam konteks ini berarti menerima keadaan dan melepaskan penyesalan. Ketika seseorang mampu merangkul perubahan, menemukan kembali jati dirinya, dan menjalani hidup dengan mandiri, maka ia telah melalui fase transisi yang sulit namun penting.

Perubahan identitas setelah bercerai bukanlah akhir dari segalanya. Justru di titik inilah seseorang belajar untuk menjadi lebih kuat dan independen. Dengan pendekatan yang tepat, fase ini bisa menjadi awal dari perjalanan baru yang penuh makna dan kebahagiaan.