Tantangan Pendidikan Indonesia Pasca Penguatan Karakter dengan 8 Dimensi Profil Lulusan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perubahan Arah Pendidikan di Indonesia

Pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan yang signifikan. Setelah adanya inisiatif penguatan karakter melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), kini muncul konsep baru yang dikenal dengan 8 Dimensi Profil Lulusan (DPL). Konsep ini tidak hanya berfokus pada penguatan karakter, tetapi juga mencakup berbagai keterampilan, sikap, dan kompetensi holistik yang diperlukan peserta didik untuk menghadapi tantangan era globalisasi, transformasi digital, dan dinamika sosial budaya.

Program Manager Teach First Indonesia Illona Christina Kakerissa menjelaskan bahwa membangun kompetensi utuh melalui 8 DPL berarti mengarahkan peserta didik agar tidak hanya cerdas secara akademik. Mereka juga harus adaptif, berkarakter, kolaboratif, serta mampu berkontribusi nyata dalam masyarakat. Hal ini menjadi penting karena kebutuhan dunia saat ini semakin kompleks dan memerlukan pendidikan yang lebih menyeluruh.

Perpindahan dari P5 menuju 8 DPL memberikan peluang bagi satuan pendidikan untuk merefleksikan strategi pembelajaran, menyelaraskan kurikulum, serta merancang program yang lebih relevan dengan kebutuhan abad 21. Meskipun 8 DPL bukanlah hal baru, konsep ini merupakan pengembangan dari profil lulusan yang sebelumnya menjadi arah tujuan pendidikan di Indonesia.

Illona menegaskan bahwa tujuan dari 8 DPL adalah mempersiapkan siswa memiliki kompetensi yang utuh dan siap hidup di dunia nyata, bukan hanya sekadar mendapatkan nilai tinggi saat ujian. Ia menyampaikan bahwa saat ini masih banyak guru yang salah memahami pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Pembelajaran berbasis proyek bukan hanya tentang melakukan sebuah proyek, tetapi proyek tersebut harus memiliki dampak nyata pada kehidupan siswa sehari-hari.

Proses project based learning dimulai dengan siswa mengajukan pertanyaan tentang suatu masalah yang mereka amati. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan untuk bertukar pikiran dan mendiskusikan ide-ide mereka untuk memecahkan masalah tersebut. Setelah itu, siswa dapat merancang prototipe solusi agar bisa berkreasi menemukan pilihan-pilihan solusi yang dapat dilakukan untuk merespons masalah yang mereka temukan sebelumnya. Terakhir, dilakukan pengujian yang memungkinkan siswa mengetahui seberapa baik produk atau layanan mereka bekerja dalam lingkungan nyata.

Illona menekankan bahwa perubahan dalam pendidikan adalah hal yang pasti. Namun, guru tetap menjadi kunci dalam menyelenggarakan kurikulum apapun. Setiap guru perlu menyadari perannya sebagai penggerak budaya belajar, agar tujuan utama pendidikan, yaitu peningkatan kompetensi murid, benar-benar tercapai.

Kolaborasi Guru Penting untuk Keberhasilan

Founder Komunitas Guru Satkaara Bangsa (KGSB) Ruth Andriani menilai bahwa kolaborasi antar guru menjadi kunci penting untuk mencapai keberhasilan penerapan konsep 8 DPL. Menurutnya, transformasi pendidikan tidak bisa ditunda. KGSB berharap sekolah lebih percaya diri dalam mengambil langkah konkret, mulai dari merancang proyek sederhana berbasis dimensi hingga membangun peta jalan integrasi 8 DPL dalam rencana tahunan sekolah.

Ruth menjelaskan bahwa KGSB lahir dari semangat para guru yang ingin saling menguatkan. Melalui diskusi dan berbagi praktik baik, ia percaya bahwa 8 dimensi profil lulusan bisa benar-benar hidup dalam keseharian sekolah. Ia menegaskan bahwa guru tidak boleh merasa sendirian dalam perubahan besar ini. Kolaborasi dan dukungan antar sesama guru akan menjadi fondasi yang kuat untuk mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas dan relevan dengan kebutuhan masa depan.