Guru Dilatih Pembelajaran STEM Tingkatkan Kualitas Pendidikan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penguatan Konsep STEM untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Pengembangan kualitas pendidik, khususnya guru, menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di berbagai sekolah dan madrasah. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah penguatan konsep Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Program ini tidak hanya mengajarkan rumus atau eksperimen di laboratorium, tetapi juga membentuk pola pikir siswa yang kritis dan mampu menemukan solusi.

Stephanie Riady, Dewan Pembina Riady Foundation sekaligus inisiator Gerakan STEM Indonesia Cerdas, menjelaskan bahwa STEM bukan sekadar materi pelajaran. “STEM adalah pola pikir,” ujarnya. Menurut Stephanie, pendekatan ini mendorong siswa untuk lebih aktif bertanya, mencari jawaban sendiri, serta bekerja sama sebelum bersaing. Hal ini membangun kemampuan berpikir kritis dan kolaboratif yang sangat penting dalam dunia pendidikan modern.

Beberapa waktu terakhir, STEM Indonesia Cerdas telah melatih 74 guru dari berbagai sekolah dan madrasah di wilayah Jabodetabek. Pelatihan ini berlangsung selama dua hari dan memberikan pengenalan tentang konsep makerspace. Makerspace merupakan ruang yang dirancang untuk memfasilitasi proses belajar melalui eksperimen dan proyek praktis. “Program ini menekankan pengalaman praktis yang bisa langsung diterapkan di kelas,” jelas Stephanie.

Selain itu, Pelita Harapan Group (PHG) telah melakukan pengujian konsep STEM pada 8.000 siswa. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan. “Lebih dari 80 persen murid tetap bisa menikmati pembelajaran STEM,” katanya. Ini menunjukkan bahwa pendekatan baru ini dapat diterima dengan baik oleh siswa dan efektif dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap ilmu sains dan teknologi.

Dorita Setiawan, Direktur STEM Indonesia Cerdas, menambahkan bahwa program ini akan menjangkau lebih luas, termasuk sekolah-sekolah di daerah 3T (terluar, terpencil, dan tertinggal). “Keterbatasan fasilitas bukan masalah. Kurikulum akan disesuaikan dengan kondisi daerah,” ujarnya. Dengan pendekatan ini, diharapkan semua siswa, terlepas dari lokasi mereka, dapat memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas.

Dorita juga menyampaikan harapan bahwa program ini dapat menjadi wadah untuk menumbuhkan inovasi di ruang kelas. “Guru yang terampil akan melahirkan generasi adaptif, kreatif, dan tangguh,” katanya. Dengan demikian, pendidikan yang berbasis STEM tidak hanya mengubah cara belajar siswa, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan.

Melalui inisiatif seperti ini, diharapkan keberlanjutan dan perkembangan pendidikan di Indonesia dapat tercapai. Penguatan kapasitas guru dan pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa menjadi langkah penting dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih maju dan inklusif.