Musyawarah Kerja Nasional Perdosni 2025 Fokus pada Kesehatan Otak dan Ketahanan Nasional
Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) menyelenggarakan Musyawarah Kerja Nasional 2025 dengan tema "Otak Sehat, Negara Kuat" di Kota Bandung. Acara ini berlangsung pada hari Sabtu, 24 Agustus 2025, dan menjadi momen penting dalam upaya memperkuat sektor kesehatan serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan otak.
Ketua Pengurus Pusat Perdosni, Dr dr Dodik Tugasworo P Sp N(K) MH, menjelaskan bahwa otak yang sehat merupakan fondasi utama untuk menciptakan individu yang mampu bersaing secara global. Ia menekankan bahwa kesehatan otak tidak hanya berkaitan dengan kesehatan pribadi, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap stabilitas sosial, ekonomi, dan politik suatu bangsa.
Namun, ancaman terhadap kesehatan otak semakin meningkat. Penyakit seperti stroke, demensia, serta gangguan saraf lainnya semakin sering ditemukan dan memberikan beban besar baik bagi keluarga maupun sistem kesehatan nasional. Menurut Dodik, keadaan ini harus segera diatasi melalui langkah-langkah strategis yang dapat mengurangi risiko dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
"Otak yang sehat melahirkan individu yang kompetitif dan produktif, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup dan stabilitas sosial, ekonomi, serta politik bangsa," ujarnya. Ia menambahkan bahwa isu ini sangat relevan dengan ketahanan nasional Indonesia, sehingga perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak.
Dalam konteks pendidikan, Sekretaris Dirjen Dikti, Prof Dr med Setiawan, menyoroti pentingnya pendidikan neurologi yang transformatif dan berkeadilan. Menurutnya, pendidikan harus mampu menciptakan tenaga medis yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang masih kurang memadai.
Salah satu inisiatif yang sedang dilakukan adalah penambahan kuota calon dokter serta program pendanaan khusus untuk daerah tertinggal. Selain itu, rencana pendidikan spesialis yang mandiri juga akan diterapkan, dengan penempatan di rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tenaga medis dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara merata.
Di sisi lain, Dirjen Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr Azhar Jaya SH SKM MARS, menekankan pentingnya meningkatkan keterampilan tenaga medis Indonesia, termasuk aspek hospitality dan kerjasama tim dalam pelayanan kesehatan. Ia menjelaskan bahwa untuk mengatasi masalah maldistribusi dokter, pemerintah tengah merancang program hospital-based yang memungkinkan dokter spesialis di daerah tetap menjalani pendidikan sambil bekerja di rumah sakit setempat.
Melalui kolaborasi antara sektor pendidikan, kesehatan, dan organisasi profesi, para pihak yang terlibat sepakat bahwa kesehatan otak dan pendidikan neurologi yang berkualitas akan memperkuat ketahanan nasional Indonesia. Dengan pendekatan yang lebih holistik dan komprehensif, diharapkan kesehatan masyarakat dapat meningkat, sekaligus membentuk generasi yang lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!