Survei KIC: Mayoritas Orang Tua Sebut SPMB Tingkatkan Akses Pendidikan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perubahan Sistem Penerimaan Murid Baru di Sekolah Dasar hingga SMA

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah mengganti sistem penerimaan murid di jenjang SD hingga SMA. Perubahan ini diberi nama Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), yang dianggap lebih adil dalam memperluas akses pendidikan. Survei yang dilakukan oleh aiotrade.appsight Center (KIC) menunjukkan bahwa mayoritas orang tua merasa puas dengan sistem baru ini.

Sebanyak 63,7% responden menyatakan bahwa SPMB mampu memperatakan akses pendidikan. Selain itu, 50,9% responden merasa transparansi seleksi meningkat, sementara 49,8% menilai dominasi sekolah favorit berkurang. Dari hasil survei tersebut, 9 dari 10 responden menilai pelaksanaan SPMB berjalan baik dan lebih baik dibandingkan sistem sebelumnya, yaitu PPDB.

Menurut Research & Analytic Manager KIC, Satria Triputra Wisnumurti, manfaat terbesar dari SPMB adalah pemerataan akses pendidikan. Ia juga menyebutkan bahwa 48,2% responden mengapresiasi adanya kesempatan lebih besar bagi murid dari keluarga kurang mampu untuk bersekolah. Hasil survei KIC menunjukkan bahwa 92,5% responden menilai pelaksanaan SPMB berjalan baik, 88% menilai lebih baik dari PPDB, dan 90% menyebut sesuai dengan harapan mereka.

Satria menjelaskan bahwa kepuasan tertinggi berasal dari aspek tidak adanya biaya selama proses pendaftaran, transparansi hasil seleksi, serta kejelasan waktu pelaksanaan. Meski demikian, tantangan utama dalam implementasi SPMB adalah sosialisasi yang kurang memadai (24,9%) dan kendala teknis seperti website pendaftaran yang error, kesulitan login, serta masalah unggah dokumen (50,8%).

Perubahan sistem ini bukan hanya soal perubahan nama, tetapi juga mencakup perubahan aspek penilaian dan skema masuk murid. Jalur zonasi yang digunakan dalam PPDB kini diganti menjadi jalur domisili. Selain itu, jalur prestasi dan afirmasi diperluas.

Direktur Sekolah Menengah Atas, Kemendikdasmen, Winner Jihad Akbar, menjelaskan bahwa SPMB lahir dari kolaborasi antara Kemendikbudristek, Komisi X DPR RI, dan berbagai pemangku kepentingan. Ia menegaskan bahwa formula penilaian berbeda di tiap daerah sesuai potensi lokal. “Ada daerah yang lebih menekankan prestasi non-akademik, ada juga yang lebih fokus pada nilai rapor. Itu kami kawal, tapi tidak bisa disamaratakan karena kondisi daerah berbeda-beda,” ujarnya.

Winner mengakui masih ada kendala teknis di lapangan, seperti sistem website pendaftaran yang sering error, hingga aturan penilaian rapor dan prestasi yang berbeda di tiap daerah. Ia menambahkan bahwa ke depan formulasi sistem akan terus menyesuaikan kebutuhan masyarakat.

Untuk jenjang SD dan SMP, masyarakat cenderung lebih memilih jalur domisili karena faktor kedekatan rumah dengan sekolah. Sementara untuk jenjang SMA, banyak orang tua lebih rela anaknya kalah seleksi dengan murid berprestasi ketimbang kalah dengan murid yang sekadar tinggal lebih dekat.

Namun ia menekankan bahwa persoalan mendasar dalam seleksi murid baru akan tetap ada selama daya tampung sekolah negeri belum merata. “Kalau kualitas sekolah masih timpang dan akses layanan tidak tersedia di semua daerah, masalah akan tetap muncul. Karena itu kita terus bangun sekolah baru, tambah ruang kelas, renovasi sekolah rusak, dan tingkatkan kualitas guru,” ujar Winner.